Pengalaman Imunisasi di Puskesmas
(Gambar: Google) |
Puskesmas singkatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat. Pasti masih ada sebagian orang kalau dengar kata Puskesmas agak meremehkan, ia kan?? Ngaku aja deh hahaha. Salah satunya saya dulu hahahaha. Beberapa kali ngeliat teman-teman bawa anaknya sakit atau imunisasi kesana, tapi untuk aku pribadi belum kepikiran pada saat itu :). Semua pendapatnya bagus dan nggak seperti apa yang kita takutin.
Setelah anak ke tiga lahir kebetulan rumah sakit dia jauh dari tempat tinggal kita dan si bapake kerja rodi (pergi pagi pulang malam), jadi waktu imunisasi dia telat lama. Imunisasi yang lewat waktunya itu adalah Polio dan DPT 1 (maaf ya nak). Akhirnya baru deh kepikiran kenapa nggak coba imunisasi di puskesmas aja karenakan masih imunisasi dasar, yang artinya disubsidi pemerintah. Imunisasi-imunisasi yang tersedia di puskesmas:
- Hepatitis B,diberikan saat bayi baru lahir,paling baik diberikan sebelum waktu 12 jam.
- Polio,diberikan sebanyak empat kali sebelum bayi berusia 6 bulan.
- BCG,diberikan sebanyak satu kali dan disarankan sebelum bayi berumur tiga bulan.
- Campak,diberikan sebanyak dua kali, yaitu pada usia sembilan bulan dan dua puluh empat bulan.
- Pentavalen (DPT-HB-HIB)ini vaksin gabungan yang untuk mencegah enam penyakit sekaligus, diberikan sebnayak empat kali, yaitu pada usia dua bulan, tiga bulan, empat bulan dan delapan belas bulan.
(Gambar: Google) |
Setelah tanya sana sini, baca-baca di Google akhirnya langsung cari puskesmas yang dekat dari tempat tinggal, kebetulan yang kita suka lewatin Puskesmas Kebon Jeruk. Pertama kali datang, liat spanduk di depan ada keterangan 24 jam, Free Wifi dan besar tempatnya, parkirannya yang kurang. Pertama datang ternyata ngga ada jadwal imunisasi, jadwal imunisasi setiap hari kerja (senin - jumat) dan dari jam 07.00 - 13.00 WIB.
Hari senin aku balik ke puskesmas dan sampai disana jam 08.00 WIB. Pertama ambil di loket bawah nomor antriannya, lalu lanjut ke lantai dua untuk nunggu nomor kita dipanggil sesuai dengan tujuan kita. Woww..ternyata rame bingitss jam 08.00, jadi kalau mau cepet datangnya harus pagian kali ya. Setelah nama kita dipanggil nanti mereka nanya-nanya tujuan kita mau apa, untuk yang belum pernah nanti dikasih buku cek dari puskesmas.
Setelah itu aku minta naik ke lantai tiga dan di kasir aku cuma bayar Rp 2.000 aja, karena dilantai itu tempat untuk ibu cek kehamilan dan anak. Aku kira aku doang yang pertama kali, ternyata sampai sana banyak juga yang baru pertama kali imunisasi anaknya di puskesmas. Selama nunggu aku tanya-tanya sama yang sudah pernah, mereka bilang kalau imunisasi di puskesmas biasanya efeknya panas ke anaknya. Kalau dirumah sakitkan gak panas ya (sebetulnya balik ke fisik anaknya).
Akhirnya nama anakku dipanggil, petugasnya jelasin kalau imunisasi disini efeknya panas dan kita gak usah khawatir, Kalau panas kita dikasih resep atau pakai obat penurun panas yang ada di apotek-apotek.Kayak di rumah sakit kok, berat badan, panjang, lingkar kepala diukur. Kemudiam di cek kondisi anaknya.
Setelah itu nunggu lagi dong, memang harus sabar ya, mungkin karena ini puskesmas besar bukan sesuai kelurahan jadi lama. Soalnya kakak ipar imunisasi sesuai kelurahannya gak rame banget dan diminta KK (kartu keluarga), yang mau coba di puskemas bawa aja buat jaga-jaga biarpun aku gak diminta.
Namanya udah dipanggil dan aku kedalam sambil dikasih tau jangan dikasih makan dulu dan ushakan full ASI. Mereka juga kasih tahu sebaiknya imunisasi berikutnya sesuai kelurahan aja. Setelah selesai imunisasi, aku gak tebus resepnya karena dirumah ada obat penurun panas. Betul banget nih gak sampai malam, sorenya badan anakku mulai panas tapi masih tetap normal 37,5 dan aku gak kasih obat cukup kasih asi terus aja. 2 hari kemudian badannya sudah normal lagi dan Alhamdullilah sehat sampai sekarang hehehe.
Kesimpulannya kenapa ngga dari anak pertama dan kedua untuk imunisasi dasar aku gak ke puskesmas ya hehehe, lumayankan kalau dirumah sakit imunisasi, kalau di puskesmas cukup Rp 2.000,- aja bahkan gak bayar sama sekali kayak kakak iparku (dia gak pakai BPJS ya). Semoga pengalamanku bisa bermanfaat buat ibu-ibu diluar sana ya :). Mohon maaf kalau ada kesalahan,
Komentar
Posting Komentar